Makin dekat dengan hari H, semakin mendebarkan rasanya.
Oke, mungkin perlu dijelaskan dulu, makin dekat dengan hari H, maksudnya apaaaa?
Next month, tepatnya Bulan Juni, saya akan memasuki fase baru dalam kehidupan (cielaaaah). Saya yang sudah laku ini, akhirnya dipinang juga sama kekasih dambaan hati. Kalimat tepatnya sih 'bukan akhirnya dipinang' tapi 'akhirnya saya bersedia dipinang', mengingat kekasih dambaan hati ini sebenarnya sudah lama punya keinginan untuk meminang saya, tapi karena sayanya masih belum bersedia, si kekasih dambaan hati pun terpaksa menanti sampai saya bilang Yes, I will marry you.
Finnaly, impian dia (dan juga saya tentunya) akhirnya tinggal menunggu hari saja. Niat sebenarnya sudah ada sejak akhir tahun lalu, dan baru benar-benar dipersiapkan sejak awal tahun. Setelah proses lamaran dan sebagai-sebagainya, sekarang persiapan sudah hampir 70 persen.
Jadi mendebarkan karena konsep pernikahan jauh dari yang saya bayangkan. Tadinya saya hanya ingin menggelar acara yang sederhana dengan tema outdoor dan tamu yang terbatas, alias nggak mengundang banyak tamu. Karena menurut saya, moment spesial akan lebih kental jika kita melewatinya bersama dengan orang-orang terdekat saja.
Tapiiiiii............ karena saya juga tidak bisa mengabaikan pihak keluarga, impian itu terpaksa sedikit saya tandaskan, dengan meredam ego. Karena saya dan kekasih dambaan hati ini berasal dari dua kota yang berbeda, maka acara pun digelar di dua tempat. Samarinda dan Balikpapan.
Acara pernikahan pun rencananya digelar mendekati hari ulang tahun saya. Soal tanggal ini, memang atas request dari saya sendiri. Maunya sih, pas di hari yang sama, tapi karena ulang tahun saya bukan hari libur (karena saya pengen akad dan resepsi dilangsungkan di hari yang sama), maka tanggalnya dimajukan satu hari menjadi tanggal 2 Juni. Rencananya acara resepsi pernikahan juga sekaligus birday party untuk ulang tahun saya. Maksudnya biar dapet kado double. :D
Kalau menilik ke belakang, sampai akhirnya mempersiapkan acara besar ini, seperti nggak menyangka akhirnya kami bisa memasuki fase ini, secara saya dan kekasih dambaan hati berhubungan jampir 6 tahun, dengan masa 4 tahun itu kami jalani dengan hubungan LDR alias Long Distance Relationship saat saya melanjutkan kuliah di Jogjakarta.
Melewati masa LDR memang nggak gampang, tapi juga bukan sesuatu yang sulit untuk dilewati ketika kita ikhlas menjalaninya, dan waktu 4 tahun saat saya menjalani itu, adalah buktinya. So, intinya, menjalani hubungan jarak jauh, tidak selalu hal-hal pahit yang dirasakan. Sama seperti hubungan normal pada umumnya, yang memiliki fase pasang dan surut, LDR juga begitu.
Berhubung catatan saya kali ini bukan untuk membahas bagaimana menjalani LDR, saya akan berbagi di lain waktu soal ini. :)
So, balik lagi soal hari besar saya yang akan berlangsung bulan depan. Sama seperti calon pengantin lainnya. Semakin dekat dengan hari H, perasaan jadi campur aduk. Penyebabnya banyak hal. Sampai hal sepele pun bisa jadi beban pikiran.
Karena fase ini hampir dialami oleh setiap calon pengantin, saya mencoba untuk menikmati momen-momen ini. Setumpuk apa pun stress yang saya alami, saya menanamkan dalam diri saya, bahwa inilah fase dalam kehidupan yang akan dilewati oleh setiap orang, jadi jangan pernah merasa diri sendiri yang paling repot atau susah. Sama ketika menikmati proses menulis novel, dengan deadline ketat, seperti itu juga saya menikmati fase ini. Keep smile meski hati gondok sama calon suami gara-gara masalah sepele. :)
Kalau biasanya saya sering bilang ke pembaca, enjoy your read. Kali ini saya akan bilang pada diri saya 'Enjoy your new life'
Begitulah kira-kira. :)
Salam hangat
dil.se
Oke, mungkin perlu dijelaskan dulu, makin dekat dengan hari H, maksudnya apaaaa?
Next month, tepatnya Bulan Juni, saya akan memasuki fase baru dalam kehidupan (cielaaaah). Saya yang sudah laku ini, akhirnya dipinang juga sama kekasih dambaan hati. Kalimat tepatnya sih 'bukan akhirnya dipinang' tapi 'akhirnya saya bersedia dipinang', mengingat kekasih dambaan hati ini sebenarnya sudah lama punya keinginan untuk meminang saya, tapi karena sayanya masih belum bersedia, si kekasih dambaan hati pun terpaksa menanti sampai saya bilang Yes, I will marry you.
Finnaly, impian dia (dan juga saya tentunya) akhirnya tinggal menunggu hari saja. Niat sebenarnya sudah ada sejak akhir tahun lalu, dan baru benar-benar dipersiapkan sejak awal tahun. Setelah proses lamaran dan sebagai-sebagainya, sekarang persiapan sudah hampir 70 persen.
Jadi mendebarkan karena konsep pernikahan jauh dari yang saya bayangkan. Tadinya saya hanya ingin menggelar acara yang sederhana dengan tema outdoor dan tamu yang terbatas, alias nggak mengundang banyak tamu. Karena menurut saya, moment spesial akan lebih kental jika kita melewatinya bersama dengan orang-orang terdekat saja.
Tapiiiiii............ karena saya juga tidak bisa mengabaikan pihak keluarga, impian itu terpaksa sedikit saya tandaskan, dengan meredam ego. Karena saya dan kekasih dambaan hati ini berasal dari dua kota yang berbeda, maka acara pun digelar di dua tempat. Samarinda dan Balikpapan.
Acara pernikahan pun rencananya digelar mendekati hari ulang tahun saya. Soal tanggal ini, memang atas request dari saya sendiri. Maunya sih, pas di hari yang sama, tapi karena ulang tahun saya bukan hari libur (karena saya pengen akad dan resepsi dilangsungkan di hari yang sama), maka tanggalnya dimajukan satu hari menjadi tanggal 2 Juni. Rencananya acara resepsi pernikahan juga sekaligus birday party untuk ulang tahun saya. Maksudnya biar dapet kado double. :D
Melewati masa LDR memang nggak gampang, tapi juga bukan sesuatu yang sulit untuk dilewati ketika kita ikhlas menjalaninya, dan waktu 4 tahun saat saya menjalani itu, adalah buktinya. So, intinya, menjalani hubungan jarak jauh, tidak selalu hal-hal pahit yang dirasakan. Sama seperti hubungan normal pada umumnya, yang memiliki fase pasang dan surut, LDR juga begitu.
Berhubung catatan saya kali ini bukan untuk membahas bagaimana menjalani LDR, saya akan berbagi di lain waktu soal ini. :)
So, balik lagi soal hari besar saya yang akan berlangsung bulan depan. Sama seperti calon pengantin lainnya. Semakin dekat dengan hari H, perasaan jadi campur aduk. Penyebabnya banyak hal. Sampai hal sepele pun bisa jadi beban pikiran.
Karena fase ini hampir dialami oleh setiap calon pengantin, saya mencoba untuk menikmati momen-momen ini. Setumpuk apa pun stress yang saya alami, saya menanamkan dalam diri saya, bahwa inilah fase dalam kehidupan yang akan dilewati oleh setiap orang, jadi jangan pernah merasa diri sendiri yang paling repot atau susah. Sama ketika menikmati proses menulis novel, dengan deadline ketat, seperti itu juga saya menikmati fase ini. Keep smile meski hati gondok sama calon suami gara-gara masalah sepele. :)
Kalau biasanya saya sering bilang ke pembaca, enjoy your read. Kali ini saya akan bilang pada diri saya 'Enjoy your new life'
Begitulah kira-kira. :)
Salam hangat
dil.se