Riska Handayani lahir di bulan Juni yang jarang sekali ketemu tanggal merah. Di hari ketiga, tahun 1988. Kalau dihitung mundur jatuh di hari Jumat. Kalau nggak percaya, silahkan bisa dicek sendiri, ya.
Selama 18 tahun usianya, dihabiskan di kota kelahiran tercinta, Samarinda. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, kurang lebih tiga tahun berpetualang di kota Balikpapan menjadi mahasiswi di Intersky Study dan sempat nyangkut sebagai karyawan di Airport Sepinggan Balikpapan. Lalu terdampar di Gudeg City dan kembali menyandang status mahasiswi hingga tahun 2012. Pada tahun yang sama kembali menginjakkan kakinya di Oil City (julukan Balikpapan) setelah menyelesaikan pendidikan diploma IV--di Sekolah Tinggi MMTC Yogyakarta--dan beranak pinak di kota Balikpapan.
Di tahun berikutnya, akhirnya dipinang sang kekasih hati setelah hampir lima tahun
menjalani long distance relationship. Ketika bayi pertamanya lahir di tahun
2014, memutuskan menjadi full time mother dan tetap
menyelesaikan naskah-naskah novelnya.
Dari sepertiga yang pernah dijelajahi, sampai saat ini masih terobsesi berpetualang di alam Indonesia.
Masih menggemari Bollywood movie dan aktor kenamaan Shah Rukh Khan.
Perjalanan di dunia literasinya di mulai sejak masih berseragam merah putih, meski itu hanya masih berupa catatan harian, puisi dan mengisi buku biodata milik teman-temannya. Lalu draftnya yang raib entah ke mana.
Sangat suka dengan komik berseri Samurai X dan Detective Conan. Penggila novel dengan berbagai genre dan tema, kecuali true story. Kadang juga melahap buku biografi. Buku biografi pertama yang dia punya adalah buku bio Shah Rukh Khan.Tertarik pula dengan cerita-cerita heroik dan legenda, seperti; Kisah Ramayana, Mahabrata, Cleopatra, Siti Nurbaya, Layla Majnun dan sejenis lainnya.
Tahun 2004 dia memutuskan untuk lebih serius dalam dunia penulisan. Pada masa itulah banyak cerita yang terjadi.
Yang tadinya menulis hanyalah sekedar hobi dan hasilnya hanya sebatas menjadi konsumsi pribadi, kemudian coba dipublikasi di kalangan teman-teman sekelasnya. Setelah itu mulai mencoba mempublikasikan ke media yang lebih luas. Tapi sayang, ditolak.
Mendapat penolakan hingga puluhan kali membuatnya bebal setiap kali menerima amplop draf naskahnya kembali pulang. Katanya, saking terlalu seringnya mendapat surat balasan yang berisi penolakan, sampai-sampai dia nggak lagi merasa sedih atau kecewa karena sudah biasa mendapatkannya.
Sampai di satu hari keajaiban itu datang di tahun 2007. Tapi semua itu juga nggak berjalan mudah. Tahap demi tahap dilalui. Proses yang memberikan pelajaran dan ilmu berharga dari sisi kepenulisan. Ada kerja keras, perjuangan, dan pengorbanan sampai akhirnya debut pertamanya rilis di tahun 2011. HEAVEN ON EART menjadi anak pertamanya yang lahir ke dunia literasi.
Cerpennya yang berjudul PECUNDANG SEJATI juga pernah dimuat di Tabloid Teen edisi April 2009.
(Untuk mengetahui informasi novel lainnya yang telah terbit, bisa berpindah ke laman "Miracle" ya)
Menemukan chemistry untuk mulai serius dalam menulis adalah keajaiban, itulah pendapatnya. Banyak pelajaran dan hal-hal istimewa yang ditemuinya sejak saat itu. Menulis juga menjadi salah satu medianya untuk bersyukur dan berbagi cerita dari sudut pandang berbagai karakter yang lahir.
Dan.... katanya... ;
Ilmu nggak selalu harus datang dari buku-buku non fiksi. Dan ilmu nggak melulu adalah sesuatu yang berbau tentang pengetahuan sains.
Ilmu adalah pengetahuan dalam bentuk apa pun. Ketika seseorang mendapat pelajaran dari suatu hal, dari nggak tahu menjadi tahu, itulah ilmu. Ketika seseorang bisa memetik hikmah dari suatu kejadian, itulah ilmu. Ketika seseorang menjadikan pengalaman adalah motivasi untuk menjadi pribadi yang maju satu langkah ke depan, maka itulah ilmu.
Ilmu adalah pengetahuan dalam bentuk apa pun. Ketika seseorang mendapat pelajaran dari suatu hal, dari nggak tahu menjadi tahu, itulah ilmu. Ketika seseorang bisa memetik hikmah dari suatu kejadian, itulah ilmu. Ketika seseorang menjadikan pengalaman adalah motivasi untuk menjadi pribadi yang maju satu langkah ke depan, maka itulah ilmu.
Harapannya hingga sekarang masih sama, agar bisa terus berkarya, ikut mewarnai dunia literasi hingga menua. Amin.
Sementara perjalanannya menjadi seorang fotografer newborn baru di mulai tahun 2019 saat mengandung anak kedua. Tahun 2012, impiannya bisa mengikuti kelas workshop khusus newborn fotografi akhirnya terwujud dan sekarang dia sudah menjadi fotografer newborn bersertifikat. Dengan label "Dilse Newborn Photohraphy" usaha itu mulai bertumbuh dan berkembang. Dan insyaallah, melejit dan mengudara. Amin.
Salam hangat
Kakahy
