Rabu, 04 Agustus 2010

Don't leave me...

Mmmm.......
Ini adalah postingan lama saya di blog maupun akun facebook milik saya, tapi tidak ada salahnya kan untuk membaca ulang isinya, siapa tahu bisa menjadi inspirasi. :)

dini, begitu banyak cobaan-cobaan yang diturunkan ke bumi. entah itu dari segela macam bentuk bencana, kejahatan-kejahatan yang makin marak terjadi, sampai berbagai penyakit yang terdengar aneh di telinga, yang kemudian merebak dan menjadi 'trend' baru saat ini.

sebenarnya jika kita mau sedikit merenung, paling tidak mau membuka diri sajalah, bahwa hal-hal tersebut sebenarnya juga terjadi akibat ulah tangan kita sendiri.

tapi terkadang kita merasa angkuh untuk mengakuinya secara gamblang. hingga akhirnya terbesit dalam pikiran "Tuhan itu kejam"... padahal jika kita mau belajar untuk memaknai setiap kejadian, maka akan timbul satu kalimat baru bahwa 'hal itu adalah 'ajab' kecil, atau teguran halus untuk mengingatkan manusia yang sudah mulai lupa daratan. lupa akan kodratnya sebagai makhluk kerdil yang keberadaannya hanya 'titipan' sesaat.


sebenarnya ini bukan lagi topik baru, bukan juga 'teguran' lain yang baru booming... ini adalah 'lagu' lama sebuah tragedi.


Human Immunodeficiency Virus atau biasa kita tau HIV dan Acquired Immune Deficiency Syndrome yang kita kenal juga dengan nama AIDS!



dari buku yang pernah saya baca, pertama kali virus itu muncul di Amerika Serikat pada tahun 1980, tepatnya si San Fransisco.

virus itu pertama kali di bawa oleh kaum homoseksual, yang kemudian menyebar ke kalangan masyarakat umum.penyebarannya sangat cepat sekali 1 menit 5 orang tertular!

nah, bayangkan jika misalnya dalam waktu 1 jam? 60X5 = 300 (orang)
jika 1 hari ? 1440X5 = 7200 (orang)
gimana jika 2, 3 atau setahun? 

dan berapa penderita yang terjangkit sejak tahun 1980 sampai dengan 2009 ini, jika perhitungan seperti itu yang kita gunakan?
cukup untuk membuat satu peradaban. 


tahun 1987, bibit itu sampai juga 'merantau' ke Indonesia tercinta dan beberapa negara lainnya, hingga sekarang.

perkiraan, di tahun 2001 angka penderita HIV/AIDS di Indonesia dapat mencapai 2.5 juta orang! itu baru TAHUN 2001, lalu bagaimana dengan sekarang?


terlepas dari itu semua, sebenarnya hal yang ingin saya bahas dalam tulisan ini, bukan tentang bagaimana si virus menyebar, tetapi tentang ODA itu sendiri.  

sempat saya melakukan survei ke beberapa teman, satu dari beberapa pertanyaan yang saya ajukan itu adalah....:
"bagaimana menurut anda tentang orang yang positif HIV dan bagaimana jika itu terjadi dengan orang yang ada di dekat anda...?


jawaban yang saya terima pun bervariasi modelnya; ada yang memilih tidak memberikan komentar, ada yang langsung ngacir setelah itu (hehe), tapi juga tidak sedikit yang memberikan komentar.


jujur saja, tanggapan sebagain besar orang pada ODHA pasti hal menjurus padfa hal yang negatif, karena penyebab datangnya virus itu sendiri juga identik dengan hal-hal yang berbau negatif: seperti narkoba, seks bebas. 

tapi pernah kah kita berpikir, atau paling tidak membuka dari sudut pandang yang berbeda, bahwa tidak semua orang yang terjangkit itu memiliki latar belakang yang buruk, seperti yang disebutkan di atas?
satu contoh, misalnya dari sebuah kecelakaan.

jika kita dihjadapkan pada situasi yang mengharuskan kita berada satu lingkungan dengan seorang ODHA,  maka secara otomatis kita akan bergerak menjauh.alasannya, tentu saja karena takut terjangkit!

pada satu sisi, itu reaksi wajar, tetapi sebagai manusia yang berpikir dan mengetahui sains. tentunya kita tahu, bahwa penularan virus HIV sendiri mempunyai spesifikasi-spesifikasi tertentu. tidak menular begitu saja.
namun, pada kenyataannya, diskriminasi terhadap ODHA masih saja tetap terjadi, yang kita lakukan dalam keadaan sadar maupun tidak. 



sejauh mata memandang, yang berhasil kita lihat melalui kacamata pribadi, memang selalu hal-hal yang buruk, tapi seperti yang sudah saya katakan di atas, bahwa cobalah kita melihat dari sudut pandang yang berbeda.

katakanlah, 'mereka' terjangkit memang akibat ulah 'mereka' sendiri, buah simalakama atas perbuatan yang mereka lakukan (apapun itu)

tapi, bisakah kita sedikit mengesampingkan dulu penyebabnya dengan mulai membuka dan melihat dari sudut pandang yang lain. dengan tidak menghakimi mereka dari masa lalu, dan membuat keberadaan kita menjadi momok bagi 'mereka' untuk kuat dan bertahan.

ketika kita membentang pintu diskriminasi lebar-lebar, sebenarnya kita bukan hanya membuat 'mereka' putus asa, tapi secara tidak langsung juga memenggal harapan 'mereka' hidup-hidup.


hal yang kta lakukan mungkin kecil, tapi saya yakin, pasti dampaknya akan sangat besar bagi 'mereka'
kembali lagi,
 tidak pernah ada yang ingin dirinya terjangkiti virus ini,  sekali pun mereka adalah orang-orang yang berada sangat dekat dengan kemungkinan-kemungkinan terjangkit.



merentangkan tangan untuk mereka, artinya memberikan kehidupan baru yang sangat berarti,
menjadikan motivasi berharga.

semoga tulisan ini bisa membuka wacana kita untuk sama-sama belajar dari yang sudah-sudah, bahwa, setiap saat virus itu akan terus menghantui, dan kita harus waspada terhadap virusnya, DAN BUKAN TERHADAP PENDERITANYA!

salam
dil.se


*sumber: Global effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi by Prof. DR. dr. H. Dadang Hawari.

1 komentar:

  1. by : bedu gaptek

    wkwkwkw nich penulis rada pelawak :D

    tuhan sebenarnya baik sama kita
    tuhan menurunkan hujan badai yang amat sangat,
    membuat mahkluk nya ketakutan sebenarnya tuhan
    ingin menampilkan sebuah pelangi yang berwarna warni setelahnya.

    tuhan membuat gunung meletus dengan dahsyat nya
    hingga membuat mahkluk nya lari ketakutan.
    sebenarnya tuhan ingin membuat daerah gunung tadi menjadi hijau nan subur setelahnya.

    iya kan tuhan itu baik. ^_^

    BalasHapus