Kamis, 25 Agustus 2011

Be Strong "Selalu ada kekuatan di balik kelemahan"

Ketika tanpa sengaja mengutak-atik komputer yang sedang digunakan  seorang teman saya, saya menemukan salah satu judul yang membuat saya langsung tertarik, dan tanpa pikir panjang lagi langsung menclik-nya. Judul tersebut adalah "anak berusia 6 tahun yang hidup seorang diri"

Saat saya membaca rubrik tersebut, hal pertama yang terbesit dalam benak saya adalah "ini serius?" Kemudian saya langsung search dengan kata sandi "Ah Long" dan saya langsung menemukan sebuah fakta yang membuat saya terkejut, lebih tepatnya mungkin saya sama sekali tidak menyangka.




Ah Long adalah bocah laki-laki berasal dari propinsi Guangxi, Cina, berusia 6 tahun--yang hidup sendirian. Kedua orangtuanya meninggal, karena penyakit HIV AIDS. Dan Ah Long, menderita HIV bawaan sejak lahir.
Karena itulah tidak ada seorang pun yang ingin berhubungan dengannya. Dan bocah itu hidup seorang diri di rumah bekas kediaman almarhum/mah orangtuanya. Ia punya seorang nenek, berusia 84 tahun, tapi neneknya pun tidak ingin tinggal bersama dengan Ah Long, hanya datang untuk sekedar berkunjung saja.

Dalam hidupnya Ah Long hanya ditemani oleh seekor Anjing. Anjing itulah sahabat setianya selama ini.
Karena penyakitnya itu, semua orang menjauhinya, bahkan Ah Long dilarang bersekolah, disebabkan karena para orangtua murid tidak ingin anak-anak mereka sampai bermain atau berkomunikasi dengan Ah Long. 







Kesehariannya, Ah Long, belajar, bermain tanpa ditemani seorang pun, kecuali Anjingnya. Bahkan bocah ini pun memasak untuk dirinya sendiri, menanam sayuran dan berternak ayam. Ah Long juga mencari kayu bakar untuknya memasak. Semua pekerjaan itu, dilakukannya tanpa bantuan orang lain, seperti yang terjadi pada anak seusianya pada umumnya.


Apa yang ada dalam benak kalian ketika membaca sekelumit kehidupan Ah Long?
Bagaimana kalian melihatnya?

Ah Long, sama dengan anak umur 6 tahun yang lainnya, yang seharusnya bisa menikmati masa kecil mereka dengan canda dan tawa. Tapi karena sebuah penyakit, semua orang mengisolasinya. Ah Long pun sebenarnya pasti tidak mengerti apa itu HIV? Apa yang menyebabkan orang-orang menghindarinya?
Tapi coba lihatlah, bocah kecil itu mampu bertahan hidup, di tengah kekejaman yang mungkin tidak di mengertinya.
Dia pun tentunya tidak pernah ingin dirinya terlahir sebagai seorang HIV.

Tapi terlepas dari ironi yang terjadi.
Bagaimana Ah Long bertahan dalam kesendiriannya, menyentil hati saya terhadap sesuatu. Memberikan secercah pelajaran yang cukup berharga untuk diambil hikmahnya. Bahwa apapun, mau seperti apa pun dunia memandang diri kita. Dan sebera besar rintangan yang dihadapi, jangan pernah menyerah pada keadaan dan tetap terus bertahan. Karena justru itulah yang akan membuat kita menjadi semakin kuat untuk menghadapi apa yang ada di dpan nanti.

Sekarang, Ah Long sudah tidak sendirian lagi. Seorang wartawan yang mengangkat profilnya menggerak hati suatu yayasan untuk mengajak Ah Long tinggal di sebuah rumah amal. Sekarang, Ah Long sudah bisa berbagi dengan teman-temannya.

To Ah Long: Tetep selalu semangat dan semoga banyak orang terinspirasi.

Di luar sana, mungkin masih banyak Ah Long Ah Long yang lain. Sekarang kembali pada diri kita sendiri. Ada kah tempat untuk mereka dalam hidupmu?





salam
dil.se




Tidak ada komentar:

Posting Komentar